Warna Baju Terlarang dan Tak Boleh Kamu Pakai saat Wawancara Kerja

Jakarta, CNN Indonesia — Sekalipun bukan kantor pertama, namun panggilan wawancara kerja dari calon kantor baru tetap saja menegangkan. Apa saja yang harus dibawa, pakai tas apa, sepatu apa, sampai pakai baju apa.

Apakah harus tampil alakadarnya atau malahan tampil menyolok atau cukup memperlihatkan kepribadian saja? Mana yang harus dilakukan?

Konsultan karier di Snagajob, platform pekerjaan online mengungkapkan bahwa pilihan untuk pakaian itu tak terbatas, namun yang pasti ada satu warna yang sebaiknya dihindari saat melamar pekerjaan.

Warna yang harus dihindari saat melamar kerja atau wawancara kerja adalah warna oranye. Warna tersebut dinilai bisa ‘menakuti’ orang yang mewawancarai Anda.

“Penelitian selama 50 tahun terakhir telah membantu kami memahami bahwa 75 persen percakapan tatap muka adalah non-verbal,” kata pakar karir di Snagajob kepada Pure Wow.

“Kata-kata digunakan terutama untuk menyampaikan informasi, sedangkan bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan presentasi pribadi digunakan untuk mengevaluasi sikap dan kepercayaan antarpribadi.”

Mungkin oranye menjadi warna favorit Anda, di pihak penerima, oranye dapat secara tidak sengaja mengomunikasikan bahwa Anda adalah kandidat yang mencari perhatian dan terlalu percaya diri.

Faktanya, survei CareerBuilder 2013 mensurvei 2.099 manajer perekrutan dan profesional sumber daya manusia di beberapa industri dan oranye menduduki puncak daftar warna terburuk, dengan 25 persen pengusaha setuju bahwa itu adalah warna terburuk untuk dikenakan saat wawancara.

Memang, kemampuan Anda jauh di atas warna untuk jadi pertimbangan diterima atau tidak. Tapi bagian perekrutan atau HRD juga tak ingin orang yang terlihat bakal berdampak negatif pada tim karena merasa lebih hebat dari orang lain.

“Psikologi warna mempengaruhi persepsi, bahkan ketika kita tidak menyadari pengaruhnya, jadi Anda tidak ingin memberi pewawancara kesan yang bertentangan dengan apa yang Anda coba sampaikan karena atasan oranye Anda,” jelasnya.

Jadi warna apa yang harus dipakai untuk wawancara kerja?

Warna Baju Yang Tidak Boleh Dipakai Saat Wawancara Kerja-min(1)

 

Saat Anda memilih pakaian untuk wawancara kerja, ingatlah bahwa Anda mencoba menjual diri sendiri dan meyakinkan calon atasan Anda bahwa Anda akan menganggap serius pekerjaan itu dan menjadi aset bagi tim.

Sementara itu fashion juga menjadi bentuk ekspresi diri dan kepribadian seseorang. Tapi dalam hal satu ini, kompromi tampaknya jadi solusi.

Snagajob mengungkapkan, daripada oranye, Anda bisa memilih atasan biru favorit Anda. Kenapa biru?

“Ini membantu audiens Anda melihat dengan jelas betapa berharganya Anda untuk bisnis mereka karena Anda mengenakan warna yang menyampaikan kepercayaan, tanggung jawab, dan semangat tim,” ucapnya.

“Pilih warna biru yang lebih gelap dari yang mungkin Anda pilih untuk wawancara langsung (bukan via zoom). Webcam tidak menangkap warna seperti yang dilakukan mata kita secara langsung, jadi warna biru muda bisa pudar.”

Banyuwangi Gelar Moslem Fashion Festival di Dermaga, Menkop UKM: Keren

Banyuwangi menggelar pagelaran busana perdana selama pandemi COVID-19. Pagelaran ini yakni Banyuwangi Moslem Fashion Festival (BMFF).

Event fashion yang digelar di dermaga yacht Pantai Marina Boom ini dibuka langsung oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini menunjukkan aktivitas ekonomi di daerah mulai bergerak seiring dengan levelisasi PPKM. Dalam pantauan kami, sektor UMKM sudah menggeliat yang indikatornya kredit UMKM di perbankan, seperti KUR di Banyuwangi sudah cukup baik,” kata Teten saat memberikan sambutan acara tersebut, Sabtu (23/10/2021).

Moslem Fashion Festival
Menurut Teten, saat ini para pelaku usaha termasuk UMKM harus sudah mulai menyiapkan diri untuk kembali menjalankan usahanya. Yang tentunya harus diiringi dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

“Ini keren sekali Banyuwangi Muslim Fashion Festival. Tadi kita lihat karya-karya desainer muda yang tampil, saya suka. Saya terima kasih kepada Ibu Bupati Banyuwangi adanya event Muslim fashion. Ini juga akan menjadi momentum kebangkitan UMKM dan sektor fashion di Indonesia,” kata Teten.

Teten menyebut, di tengah terpaan pandemi COVID-19 secara global, nilai belanja produk pakaian Muslim turun 2,9 persen menjadi USD 268 miliar. Namun angka ini diprediksi akan pulih pada 2021 dan akan terus tumbuh di 2024 diprediksi mencapai USD 300 miliar.

“Banyuwangi telah mulai meniup semangat berupa inovasi bidang industri kreatif fashion. Dan menariknya, event ini bukan hanya peragaan busana tapi dilakukan dengan pendekatan secara ekosistem yang utuh karena di dalamnya ada rangkaian pendampingan inkubasi desain mode produksi baju siap pakai, juga pariwisata dan lainnya,” kata Teten.

Pagelaran busana hasil kolaborasi Pemkab Banyuwangi dengan Bank Indonesia (BI) ini menyuguhkan 54 rancangan busana Muslim modern karya empat desainer dari Komunitas Desainer Banyuwangi (KDB) dan desainer nasional, Wignyo Rahadi. Empat desainer Banyuwangi yang terlibat yakni Sanet Sabintang, Risky Esa Sauqi, Miftahur Ridho, dan Isyam Syamsi.

Moslem Fashion Festival

Selain itu, juga ditampilkan 20 karya peserta kelas inkubasi desain fesyen dan produksi baju siap pakai. Inkubasi pelatihan fashion ini diikuti 40 anak-anak muda Banyuwangi yang tertarik berkarya di industri fashion.

Puluhan desain busana Muslim menawan diperagakan para model di atas ponton apung dermaga yacht Pantai Marina Boom yang disulap menjadi catwalk. Berlatar pantai, yacht, dan gedung heritage yang menjadi ikon Marina Boom, ajang ini menjadi pergelaran fesyen yang begitu menarik. Ditambah lagi dengan kehadiran model nasional, Zee Zee Shahab yang dalam kesempatan itu mengenakan baju rancangan desainer Banyuwangi, Sanet Sabintang.

“Acara ini menjadi ‘lonceng’ bagi para pelaku ekonomi kreatif Indonesia untuk bangkit kembali. Salut untuk Banyuwangi,” kata Zee Zee.

error: Content is protected !!